Rabu, 27 Februari 2019

LAPORAN PRAKTIKUM TENTANG BENTUK-BENTUK GAMET


LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
“PENGAMATAN BENTUK-BENTUK GAMET”



Disusun oleh :
Nama                           :           Khoiriyah
NIM                             :           1710211008
Kelompok                    :           1 (satu)
Tanggal Praktikum      :           14 November 2018
Tanggal Penyerahan    :           28 Desember 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018

BAB l

PENDAHULUAN
1.1  Tujuan
1.      Untuk mengetahui berbagai macam bentuk gamet jantan dan betina.

1.2 Dasar Teori
      Sel gamet merupakan hasil proses gametogenesis. Gamet jantan  disebut spermatozoid, dan  sel gamet betina disebut sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus semineferus testis. Spermatozoa vertebrata terdiri dari bagian  kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang berupa flagel panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda-beda pula dalam ukuran dan bentuk serta mobilitasnya. Bentuk spermatozoa adalah spesifik spesies, pebedaaannya terutama terletak pada bentuk kepalanya yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip.
     Pada hewan yang tida memiliki epididimis, testis menjadi tempat perkembangan serta maturasi sperma. Jadi pada hewan-heewan tersebut sperma yng dikeluarkan dari testis merupakan sperma yang matang, mempunyai motilitas dan mempunyai kemampuan untuk membuahi sel telur.
     Pada hewan yang memiliki epididimis sperma yang berada di dalam tubulus semineferus atau yang dikeluarkan dari testis belum motil. Motilisasinya baru diperoleh setelah mengalami aktivasi atau pematang fisiologis di dalam epididimis. Spermatozoa dapat disimpan di dalam epididimis dan vas deverens selama beberapa hari sampai beberapa bulan.
     Sel telur diproduksi di dalam ovarium. Perkembangan sel telur terjadi di dalam foikel-folikel telur. Folikel telur yang matang akan mengalami ovulasi, sel telur yang dilepaskan dari ovarium akan masuk ke dalam oviduk.
     Seperti sel yang lain, sel telur dilengkapi dengan membrane sel yang disebut plasmalema atau oolema. Untuk melindungi sitoplasma, inti, yolk dan organel-organel dalam sel. Disamping oolema kebanyakan sel telur  dikelilingi oleh membrane-membran telur. Membrane telur yang disekresi oleh sel telur sendiri disebut membrane telur primer. Membrane vitalin yang mengelilingi oolema termasuk membrane telur primer.  Membran telur yang disekresi oleh sel-sel folikel disebut membrane telur sekunder, misalnya zona pelusida yang terletak disebelah luar membrane vitalin. Membrane telur yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar oviduk dan uterus disebut membrane sel tersier, misalnya membrane cangkang dan cangkang kapur pada telur reptile dan eves.
     Berdasarkan jumlah dan penyebaran yolknya, tipe sel telur vertebrata dibedakan menjadi isolesita( yolk sedikit dan tersebar merata misalnya telu mamalia), telosital (yolk banyaktersebar tidak   merata terutama dikutub vegetal misalnya telurampihibian dan megalisital  ( telolesitalekstrem,yokl sangat banyak tersebar merata misalnya telur eves).
Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terjadi sejak dalam kandungan sampai menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan meliputi dua fase yaitu fase embrionik dan pascaembrionik. Sebelum masuk fase embrionik, terjadi penyatuan gamet jantan dan betina yang dikenal dengan sebutan fertilisasi. Supaya sel gamet mampu melakukan fertilisasi, sel gamet mengalami suatu perkembangan yang disebut dengan gametogenesis (pembentukan gamet).
     Pembentukan gamet pada hewan jantan disebut dengan spermatogenesis.Proses ini berlangsung di dalam tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis terdiri dari empat tahap, yaitu 1) proliferasi: sejak pra lahir sampai beberapa waktu sesudah fetus dilahirkan); 2) tumbuh: spermatogonium aktif membagi diri secara mitosis sebanyak empat kali, sehingga dari sebuah spermatogonium akan menghasilkan 16 buah dan tumbuh menjadi spermatosit primer; 3) masak: pembelahan meiosis sehingga spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya hanya setengah dari spermatosit primer, dilanjutkan dengan pembelahan spermatosit sekunder secara meiosis menjadi spermatid; dan 4 transformasi (metamorfosa): spermatid berubah menjadi spermatozoa. Hasil akhir dari spermatogenesis adalah spermatozoa yang memiliki empat bagian yaitu : 1.) Kepala, terdiri dari nukleus yang mengandung informasi genetik; 2) Akrosom, berisi enzim di ujung kepala yang digunakan untuk menembus ovum; 3) bagian tengah (leher), merupakan bagian spermatozoa yang banyak mengandung mitokondria; 4) ekor spermatozoa. Pembentukan gamet pada hewan betina disebut oogenesis, proses ini bersamaan dengan proses pembentukan folikel (foliculogenesis). Oogenesis terjadi di dalam gonad betina (ovarium) pada bagian kortek. Tahapan perkembangan gamet pada hewan betina diantaranya dimulai dari perkembangan oogonium menjadi oosit primer, oosit sekunder, oosit tersier dan sel telur. Sel telur (oosit) ersusun atas: 1) inti sel; 2) membran sel; dan 3) zona pelusida.
BAB ll
METDOLOGI

2.1 Alat dan Bahan
       Alat dan bahan yangdigunakan pada peaktikum kali ini adalah alat seksio, papa seksio, mikroskop, objek glass, cover glass, gelas arloji, kaca pembesar, pipet tetes, gelas kimia 100 ml. adapun bahannya adalah mencit jantan, telur ayam kampung yang dibuahi lalu Na Cl 0,9 % dan klorofom

2,2 Cara Kerja.
            A, Pengamatan Spermatozoa
1.      Membius mencit jantan dengan menggunakan klorofom kemudian membedah.
2.      Mengambil testisnya lalu membersihkan dari jaringan lemak yan menempel.
3.      Mencuci testis dengan garam fisiologis ( Nacl 0,9 %)
4.      Meletaakkan testis pada kaca arloji kemudian  menambahkan garam fiologis secukupnya.
5.      Mengiris testis sehalus mungkin, menambahkan garam fisiologis bila perlu, sampai terbentuk suspense.
6.      Meletakkan beberapa tetes suspense diatas kaca bnda, titip dengan kaca penutup lalumengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10.
7.      Menggambar sperma yang telihat lalu memperhatikan apakah spema tersebut bergerak.
8.      Meakukan prosedur di atas dengan menggunakan suspensi epidimis dan suspense vas deverens.
B.Pengamatan sel telur ayam.
1.        Melakukan pengamatan morfologi telur ayamyang sudah dibuahi.
2.        Untuk mengamati sel telur ayam, menggunakan alas kaca kemudian pecahlah kerabang telur tesebut ( hati-hati usahakan agar antara nkuning telur dan putih telur tidak tercampur),kemudian mengamati bagian-bagian sel telur ayam tersebut.


BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1         Tabel Hasil Pengamatan
Preparat
Gambar Dokumentasi
Gambar Tangan
Gambar Literatur
Keterangan
Preparat Sperma Mencit
2
1

4
3
2
1
Gambar Dokumentasi preparat sperma mencit jantan  perbesaran 400x :
1.      Kepala
2.      Bagian Tengah
3.      Ekor
Gambar Literatur preparat sperma mencit jantan :
1.    Akrosom
2.    Kepala
3.    Bagian Tengah
4.    Ekor
Telur Katak
-

3
2
1
Gambar Dokumentasi telur katak tidak dipatkan hasil pengamatan karena pada saat melakukan uji coba bahan, telur katak tersebut mengalami penetasan.
Gambar preparat ovarium pada katak berdasarkan literatur :
1.    Yolk
2.    Sel
3.    Kapsul


Telur Ayam
6
5
1

1
2
3
Gambar Dokumentasi sebelum pengeraman :
1.    Albumin
2.    Membrane vitelin
3.    Yolk
Gambar Literatur pengeraman 1 hari:
1.    Albumin
2.    Membrane vitelin
3.    Yolk
2
1
4
3

4
3
2
1
Gambar Dokumentasi pengeraman lebih dari 3 hari :
1.    Jantung
2.    Yolk
3.    Albumin
4.    Pembuluh darah
Gambar Literatur pengamatan lebih dari 3 hari :
1.    Yolk
2.    Pembuluh darah
3.    Jantung
4.    Albumin
                                             BAB ll
METDOLOGI

2.1 Alat dan Bahan
       Alat dan bahan yangdigunakan pada peaktikum kali ini adalah alat seksio, papa seksio, mikroskop, objek glass, cover glass, gelas arloji, kaca pembesar, pipet tetes, gelas kimia 100 ml. adapun bahannya adalah mencit jantan, telur ayam kampung yang dibuahi lalu Na Cl 0,9 % dan klorofom

2,2 Cara Kerja.
            A, Pengamatan Spermatozoa
1.      Membius mencit jantan dengan menggunakan klorofom kemudian membedah.
2.      Mengambil testisnya lalu membersihkan dari jaringan lemak yan menempel.
3.      Mencuci testis dengan garam fisiologis ( Nacl 0,9 %)
4.      Meletaakkan testis pada kaca arloji kemudian  menambahkan garam fiologis secukupnya.
5.      Mengiris testis sehalus mungkin, menambahkan garam fisiologis bila perlu, sampai terbentuk suspense.
6.      Meletakkan beberapa tetes suspense diatas kaca bnda, titip dengan kaca penutup lalumengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10.
7.      Menggambar sperma yang telihat lalu memperhatikan apakah spema tersebut bergerak.
8.      Meakukan prosedur di atas dengan menggunakan suspensi epidimis dan suspense vas deverens.
B.Pengamatan sel telur ayam.
1.        Melakukan pengamatan morfologi telur ayamyang sudah dibuahi.
2.        Untuk mengamati sel telur ayam, menggunakan alas kaca kemudian pecahlah kerabang telur tesebut ( hati-hati usahakan agar antara nkuning telur dan putih telur tidak tercampur),kemudian mengamati bagian-bagian sel telur ayam tersebut.


BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1         Tabel Hasil Pengamatan
Preparat
Gambar Dokumentasi
Gambar Tangan
Gambar Literatur
Keterangan
Preparat Sperma Mencit
2
1

4
3
2
1
Gambar Dokumentasi preparat sperma mencit jantan  perbesaran 400x :
1.      Kepala
2.      Bagian Tengah
3.      Ekor
Gambar Literatur preparat sperma mencit jantan :
1.    Akrosom
2.    Kepala
3.    Bagian Tengah
4.    Ekor
Telur Katak
-

3
2
1
Gambar Dokumentasi telur katak tidak dipatkan hasil pengamatan karena pada saat melakukan uji coba bahan, telur katak tersebut mengalami penetasan.
Gambar preparat ovarium pada katak berdasarkan literatur :
1.    Yolk
2.    Sel
3.    Kapsul


Telur Ayam
6
5
1

1
2
3
Gambar Dokumentasi sebelum pengeraman :
1.    Albumin
2.    Membrane vitelin
3.    Yolk
Gambar Literatur pengeraman 1 hari:
1.    Albumin
2.    Membrane vitelin
3.    Yolk
2
1
4
3

4
3
2
1
Gambar Dokumentasi pengeraman lebih dari 3 hari :
1.    Jantung
2.    Yolk
3.    Albumin
4.    Pembuluh darah
Gambar Literatur pengamatan lebih dari 3 hari :
1.    Yolk
2.    Pembuluh darah
3.    Jantung
4.    Albumin
 BAB Vl
PEMBAHASAN
       Acara pada praktikum kali ini adalah pengamatan bentuk-bentuk gamet dengan tujuan  untuk mengetahui berbagai macam bentuk gamet jantan dan batina. Dengan melakukan praktikum ini, mahasiswa bisa mengetahui macam-macam bentuk gamet pada spesies jantan dan batina. Adapun hasilnya dari praktikum ini akan dijabarkan sebagai berikut:

4.1 Pengamatan Spermatozoa
   a. Morfologi dan Fungsi Dari Sperma Mencit dibandingkan Dengan Literatur
     hewan percobaan ang digunakan pada praktikum kali ini adalah mencit dan telur katak atau katak yang belum dibedah kemudian diambil testisnya diacak-acak atau dihancurkan testisnya. Tujuannya yaitu untuk mengambil bagian dalam dari testis tersebut berupa sperma yang akan diamati. Dan untuk katak itu dibedah dan diambil telurnya pada bagian ovum. Namun, pada saat pengamatan berlangsung, praktikan menggunakan telur katak yang telah menetas disebabkan karena keterbatasan bahan yang telah dicari. Adapun cara kerja yang harus diperhatikan dalam mengamati bentuk-bentuk gamet adalah Membius mencit jantan dengan menggunakan klorofom kemudian membedah, lalu Mengambil testisnya lalu membersihkan dari jaringan lemak yan menempel. Selanjutnya mencuci testis dengan garam fisiologis ( Nacl 0,9 %), meletaakkan testis pada kaca arloji kemudian  menambahkan garam fiologis secukupnya. Lalu mengiris testis sehalus mungkin, menambahkan garam fisiologis bila perlu, sampai terbentuk suspense. Kemudian meletakkan beberapa tetes suspense diatas kaca benda, titip dengan kaca penutup lalumengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10. Terakhir menggambar sperma yang telihat lalu memperhatikan apakah spema tersebut bergerak. hasil dari praktikum yang kami lakukan untuk sperma mencit adalah terdapat bagian-bagian yaitu berupa bagian kepala yang terleta dibagian paling ujung, selanjutnya disprma mencit jugaditemukan bagian tengah yang terletak diantara bagian kepala dan bagian ekor. Selain itu juga ditemukan bagian ekor yang terletak dibagian bawah. Bentuk dari sperma mencit yang diamati dibawah seperti celurit dan dibawah mikroskop warnanya berwarnaa cokelat.
     Apabila dibandingkan dengan literature, bagian-bagain yang ditemukan di sperma mencit antara lain ada akrosom. Akrosom terletak dibagian kepala paling atas. organel yang terdapat pada bagian ujung kepala untuk sperma yang terlihat seperti topi. Akrosom merupakan selaput sperma yang berfungsi untuk melindungi sekaligus mengeluarkan enzim agar sperma dapat menembus dan membuahi ovum. Kejadian pelepasan enzim dari kepala sperma untuk membuahi ovum disebut reaksi Akrosom. Sel sperma adalah satu sel tunggal yang tidak bisa membelah diri. Bentuk sel ini memiliki 3 bagian yaitu bagian kepala, tengah, dan ekor. Pada bagian kepala terdapat inti sel (nukleus), bagian tengah mengandung banyak mitokondria yang berfungsi sebagai sumber energi untuk pergerakan, dan bagian ekor bertugas untuk mendorong sehingga sel sperma ini dapat bergerak. Dalam organ reproduksi pria, sperma berada dalam suatu cairan yang disebut "semen", dalam bahasa Indonesia disebut cairan mani. Semen dihasilkan oleh kelenjar prostat, kelenjar uretra dan vesikula seminalis. Semen mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh sperma untuk bertahan hidup. Kandungan semen adalah protein, karbohidrat, lemak, kolesterol, kalium, tembaga, dan seng. Selain itu juga mengandung mineral, vitamin, dan hormon. Dengan adanya semen ini maka spermatozoa dapat bertahan hingga 5 hari setelah masuk ke dalam organ reproduksi wanita.
            pada dasarnya spermatozoa membutuhkan gerakan motilitas progresif (forward motility)   dan kemapuan memfertilisasi sel telur selama mereka melwati epididimis, vas deverens dan berada pada testis. Proses pematangan melibatkan modifikasi permukaan spermatozoa dengan adanya sekresi protein-protein (molekul) yang berbeda oleh serangkaian bagian yang sudah mengalami spesialisasi di dalam epithelium epididimis, vas deferens, dan testis.
Bukan hanya itu, performens epididmis berperan penting pada pematangan spermatozoa. Epididimis merupakan saluran yang melingkar yang menghubungkan saluran eferen ke vas deferens. Hasil penelitian menunjukkan pentinganya peran epididmis pada pematangan, konsentrasi, dan penyimpanan spermatozoa. Para ahli berpendapat bahwa spermatozoa baru dapat berfungsi menjadi matang setelah berada didalam epididimis. Selain itu, potensi motilitas progresif dan kapasitas fertilisasi spermatozoa terhadap sel telur hanya dapat terjadi setelah spermatozoa mengalami pematangan didalam epididimis.
Ketika spermatozoa yang sedang mengalami pematangan meninggalkan testis, mereka masih bersifat non-motil dan belum mampu melakukan fertilisasi sel telur secara in vivo. Spermatozoa baru akan mengalami pematangan yang sempurna ketika mereka mengalami perjalanan di dalam epididimis. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pematangan spermatozoa disebabkan oleh adanya perubahan konsentrasi ion luminal dan protein-protein yang disekresikan ke dalam lumen oleh ephitelium epididimis.
Pematangan spermatozoa meliputi peningkatan motilitas progresif, perubahan pola gerakan misalnya gerakan sirkular pada spermatozoa.mencit atau gerakan dengan getaran pada spermatozoa mencit menjadi gerakan ke depan yang cepat. Flagel spermatozoa menjadi kaku dan daerah leher kurang fleksibel sehingga memungkinkan gerakan spermatozoa menjadi lebih kaku. Selain itu, terjadi pula transit bagian droplet sitoplasmik dari dasar kepala spermatozoa menuju bagian akhir dari middle piece flagelum.
Selama spermatozoa mengalami transit didalam epididmis, vas deferens dan testis mereka juga mebgalami perubahan ukuran, ketajaman, dan struktur internal akrosom. Selain itu, membran spermatozoa mengalami remodeling yang konstan dengan perubahan sejumlah molekul. Sampai saat ini diketahui bahwa faktor-faktor yang terlibat di dalam fusi spermatozoa sel telur diproduksi di dalam epididimis bagian proksimal, sedangkan protein-protein yang terlibat di dalam ikatan spermatozoa sel telur diproduksi di bagian distal epididimis.
   b. Morfologi dan Motilisasi Pada Testis, vasdeverens dan epididimis
     Testis pada mencit berbentuk bulat telur dan berjumlah sepasang. Testis ini berkembang pada ujung dorsal rongga peritoneum dan terletak dalam skrotum.Menurut Partodiharjo (1992)Di dalam testis mencit terdiri dari tubulus seminiferus dan jaringan stroma.Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mengsekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis). terdiri dari banyak saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran inilah yang disebut tubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig (Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan androgen lain, yang merupakan hormone seks jantan (Campbell et al, 2003).
     Dinding tubulus seminiferus terdiri dari dua tipe sel yaitu sel yang memproduksi sperma dan sel pendukung yang memproduksi cairan sumber makanan sperma (Lane, 1980). Sel-sel pendukung tersebut dikenalsebagai sel sertoli. Disamping itu, terdapat sel interstitial yang berada diantara tubulus seminiferus yang nantinya akan memproduksi hormon testosteron.Dalam pengamatan, kami juga mengamati saluran reproduksi pada mencit, diantaranya yang bisa kami amati adalah epididimis dan vas deferens.
     Hal ini sesuai dengan pendapat Yatim, W (1996) bahwa saluran reproduksi jantanterdiri dari: ductuliefferens, epididimis, vas deferens, ductus ejakulatoris dan uretra. Epididimis merupakan tempat pematangan dan penyimpanspermatozoa, di dalam epididimis terdapat lapisan epitel yang membentuk cairanlingkungan yang cocok bagi pematangan spermatozoa. Epididimis ini bisa kami temukan di dibagian permukaan dorsal testis.  Epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Ia mengandung ductus epididimis yang sangat berliku-liku. Organ tersebut terdiri dari tubulus-tubulus yang bersambung dari testis melalui ductus efferentes yang lembut (Wischnitzers, 1967). Secara makroskopis, epididimis ini  dibedakan menjadi kepala (caput), badan (corpus) dan ekor (cauda) epididimis.Selanjutnya yang kami amati adalah vas deferens.
     Vas deferens atau ductus deferens adalah saluran yang berliku-liku yang berjalan sejajar dengan epididimis yang mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra (Toelihere, 1985). Menurut Mukayat, D (1989), fungsi vas deferens adalah untuk transportasi spermatozoa. Kedua vas deferens yang terletak bersebelahan diatas vesica urinaria lambat laun akanmenebal dan membesar membentuk ampula. Selain itu dalam saluran reproduksi mencit juga terdapat vas efferens, yang berupa saluran halus dan bermuara pada kloaka.
     Dalam pengamatan, kami juga menemukan beberapa kelenjar seks aksesoris pada mencit jantan, diantaranya kelenjar prostat, kelenjar bulbouretra, vesikula seminalis dan ampula. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fradson et al (2003), bahwa kelenjar seks asesoris secara umum memiliki fungsi memproduksi semensebagai media transport sperma. Semen menyediakan nutrisi untuk sperma, jugamengaktifkan buffer dan kadar asam pada alat reproduksi jantan. Kelenjar seksasesoris terdisi dari: ampula, vesikula seminalis, kelenjar prostate dan kelenjarbulbouretra. Kelenjar ampula bermuara pada ductuli efferens serta memilikifungsi untuk menambah volume dari semen. Vesikula seminalis merupakansepasang kelenjar dengan lipatan-lipatan mukosa dan bercabang banyak. Kelenjarini berasal dari evaginasi vas deverens, karena itu strukturnya sama.
     Pada saat dilakukan pengamatan sperma dari testis yang dicacah, dalam prosesnya ditambahkan larutan NaCl fisiologis 0,9%. Larutan NaCl memberi sifat buffer, mempertahankan pH semen dalam suhu kamar, bersifat isotonis dengan cairan sel, melindungi spermatozoa terhadap coldshock dan penyeimbangan elektron yang sesuai. Namun penyimpanansemen dengan larutan pengencer NaCl fisiologis hanya bisa digunakan tidak lebih dari 60 menit setelah penampungan karena kurang mengandung sumber energi yang dibutuhkan oleh spermatozoa (Nilna, 2010).
4.2 Pengamatan Sel Telur
   a. Morfologi Telur Ayam
     Bentuk telur berbagai jenis unggas pada umumnya memiliki bentuk oval atau lonjong. Bentuk telur ini secara umum dikarenakan faktor genetis (ketrunan). Setiap induk bertelur berurutan dengan bentuk yang sama yaitu bulat, panjang, dan lonjong (Suprijatna dkk., 2005). Bentuk telur lainnya yaitu mempunyai ukuran yang beragam. Telur ayam horn memiliki ukuran yang lebih besar dari telur ayam kampung. Berbeda halnya dengan telur puyuh yang memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis telur unggas lainnya. Meskipun telur unggas memiliki ukuran yang beragam, namun semua jenis telur unggas mempunyai struktur telur yang sama (Saraswati, 2012))
     Menurut Nuryati dkk (2000) menyatakan bahwa telur terdiri atas enam bagian penting, yaitu kerabang telur (shell), selaput kerabang (shell membrane), putih telur (albumen), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chazale), dan sel benih (germinal disc). Sedangkan Hartono dan Isman (2010) menyatakan bahwa struktur telur terdiri atas empat bagian penting, yaitu selaput membran, kerabang (shell), putih telur (albumen), dan kuning telur (yolk). Umumnya semua jenis telur unggas dan hewan lain yang berkembangbiak dengan cara bertelur mempunyai struktur telur yang sama (Saraswati, 2012). Secara ringkas, struktur telur pada umumnya terdiri dari kerabang (kulit telur) ±10%, putih telur (albumen) ±60%, dan kuning telur (yolk) ±30% (Suharyanto, 2009).
   b. Hubungan Struktur Sel Telur Ayam dengan Mekanisme Reproduksi Ayam
            Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium & oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1000-3000 folikel dan di dalam folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang mikroskopik hingga besarnya seperti yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk didalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian ditangkap oleh infundibulum dan melewati bagian-bagian lain seperti magnum, isthmus, uterus, vagina, lalu keluar dari kloaka menjadi telur yang sempurna.
       Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang. Pada unggas betina organ reproduksi ada dua, yaitu ovarium dan oviduct. Pada unggas betina organ reproduksi bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik, tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur (uterus) dan vagina. Perkembangan kuning telur dimulai setelah oocyt (discus germinalis) berkembang secara perlahan-lahan pada hari ke-10 sampai 8 sebelum ovulasi, dengan adanya penimbunan zat-zat makanan. Pada hari ke- 7 sampai 4 sebelum ovulasi pembentukan yolk terjadi sangat cepat. Pada hari ke-7 sampai 6 sebelum ovulasi yolk, sebesar 1/10 kali yolk masak. Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi lapisan konsentris yolk dan diameter yolk berkembang dari 6 sampai 35 mm. Lapisan konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang dipengaruhi oleh perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang malam. Pada hari ke-4 sebelum ovulasi yolk sudah berebentuk sempurna seperti pada yolk masak. Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan berhenti sama sekali pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan diameter sekitar 40 mm. Proses perkembangan folikel yolk ini dipengaruhi oleh hormon pituitari setelah terjadinya kematangan seksual pada ayam betina.
            Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang karena adanya FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bagian anterior. Anak ayam belum dewasa mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan sempurna pada saat ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut. Setelah ayam dewasa ovarium juga memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen memacu pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang terjadinya kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk pembentukan telur. Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon releasing factor di hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga saluran telur berfungsi normal.
            Proses pembentukan telur dimulai ketika ovarium selesai mengovulasikan telur dan jatuh kemudian ditangkap oleh infundibulum dan masuk ke lubang ostium. Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur. Pada bagian leher infundibulum (neck of infundibulum) yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi, kalau telur yang kita inginkan fertil. Selanjutnya masuk ke magnum, magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar . Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam. Setelah itu masuk ke ithmus, panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam. Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur.
            Selanjutnya masuk ke uterus, di uterus terjadi proses pembentukan kerabang telur yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam. Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20% sampai 25%. Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Kemudian telur masuk ke vagina, vagina memiliki panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka.
Pada dasarnya sel telur ayam dengan mekanisme reproduksi sangat berkaitan dalam menghubungkan antara satu dengan yang lain. Hal tersebut dibuktikan dengan proses reproduksi ayam yang hampir sama dengan reproduksi hawan lain yang memerlukan suatu hormon dalam membantu membentuk sel telur. Setalh itu dibantu dengan sel sperma dari yama jantan untuk melakukan pembuahan sehingga terjadi suatu proses fertilisasi dengan hasil sel telur dengan telur yang buahi oleh ayam betina berupa telur ayam dengan pembuahan secara eksternal.
            Mekanisme reproduksi dengan proses berkaitan denga suatu tahapan dalam memproduksi sel telur yang akan dibuahi. Pembuahan sel telur tersebut mempunyai tujuan untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan bakal anak atau embrio yang sudah melalui tahapan fertilisasi. Pada hasil telur yang dihasilkan terdapat bagian-bagian yang ditemukan seperti, albumin, yolk, membran vitelin yang membantu dalam pembentukan embrio baru dengan fungsi kerjanya masing-masing
   c. Tipe Sel Telur Berdasarkan Distribusi Kuning Telur.
             a. Telur sentrolesita 
                           Telur ini termasuk tipe telur centrolesital. Dimana yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh telur tipe ini adalah telur Arthropoda.
  b. Telur Isolesital
            Gambar telur diatas termasuk tipe telur isolesital. Dimana  jumlah yolk relatif tersebar merata di daerah sitoplasma telur. Contoh telur tipe ini adalah telur Echinodermata, Amphioxus, dan telur Mamalia.

c. Telur Megalesital
            tipe telur megalesital. Sangat terlihat dimana jumlah yolk sangat banyak sehingga inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Sehingga inti sel sangat berdekatan dengan membran sel. Telur tipe ini berukuran besar, contoh telur dengan tipe ini adalah telur Aves dan telur Reptil.
d.  Telur telolesital
            Tipe telur telolesital hampir sama dengan telur tipe megalesital. Telur ini memiliki jumlah yolk yang sangat banyak, sehingga inti sel dari  telur ini pun hampir terdesak keluar sitoplasma. Namun, letak inti sel tidak ekstrim seperti letak telur megalesital. Inti sel pada telur tipe ini tidak terlalu dekat dengan membran sel.
     d. Fungsi NaCl dan Klorofom
Pada percobaan ini, menggunakan bahan kimia berupa NaCl dan Chloroform yang digunakan dalam menunjang keberhasilan pengamatan bentuk-bentuk gamet. Pada NaCl mempunyai fungsi dalam percobaan ini yaitu dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. Bukan hanya itu, penambahan larutan NaCl dimaksudkan untuk pengenceran sperma maka lama waktu aktivitas sperma menjadi panjang, sehingga sperma dapat memperoleh banyak waktu untuk menemukan telur. Peningkatan waktu motilitas spermatozoa dengan variasi rasio pengenceran NaCl tersebut diduga disebabkan karena NaCl dapat dijadikan sebagai sumber enegi dan nutrisi untuk spermatozoa. Adanya peningakatan tersebut dapat meningkatkan dan memperpanjang daya tahan hidup dan keaktifan gerak spermatozoa. Namun jika spermatozoa pada tingkat konsentrasi larutan NaCl memiliki batas tertentu untuk hidup optimum. Bila konsentrasi optimum NaCl terlalu tinggi dapat bersifat melemahkan spermatozoa itu sendiri, sehingga menyebabkan daya fertilisasi menjadi rendah. Pada perlakuan ratio pengencern yang besar mengalami penurunan fertilisasi, mungkin disebabkan oleh faktor diatas, diaman spermatozoa menjadi lemah karena banyaknya cairan NaCl.
Pada bahan kedua yaitu, cloroform mempunyai fungsi pada percobaan sebagai bahan dalam membius hewan agar hewan tersebut pingsan. Pada dasarnya kloform atau yang juga dikenal dengan triklorometana adalah senyawa yang tidak berwarna, berbentuk cairan beraroma manis dengan rumus kimia CHCI3. Senyawa ini paling dikenal untuk digunakan sebagai anestesi umum, berbagai proses industri, termasuk pembuatan plastik, pendingin, dan pelarut.


             
         

BAB V 
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
      Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya bentuk gamet jantan dan batina pada setiap  hewan berbeda-beda. Dengan melakukan praktikum ini maka mahasiswa bisa mengetahui bentuk-bentuk sperma dan ovum. Hewan yang kami gunakan terdiri dari mencit. Bentuk sperma mencit seperti celurit yang tersidi dari 4 bagian yaitu akrosom, kepala sperma, bagian tengah dan ekor. Sedangkan untuk bentuk ovarium pada telur katak yaitu seperti bulat dan terdiri dari banyak lendir sekitarnya. Dan untuk struktur dari telur ayam terdiri dari beberapa bagian yaitu  Yolk, Pembuluh darah, Jantung


DAFTAR PUSTAKA

Eurika, Novi.2018.Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Hewan.jember: Universitas Muhammadiyah Jember
Kimball, John W. Biologi Jilid III . Jakarta: Erlangga, 1983

Yatim, Wilyan. (1994). Tugas struktur hewan sistem reproduksi | mira olivia hr -     Academia.edu Yatim, Wilyan. (1994). Reproduksi dan Embriogenesis. Bandung:    Tarsito.Chartbet. (2013). Embriogenesis Pembelahan. [Online].             Tersedia:http://www.news-medical.net/health/Embryogenesis-Cleavage-     %28Indonesian%29.aspx. .[19Maret 2013]. Diakses pada tanggal 
Anonym,2017.gametogenesis.http://eprints.umm.ac.id/36840/3/jiptummpp-gdl-azizahnurl-51531-3-babii.pdf diakses pada tanggal 25 desember 2018 pukul 10:46 WIB.













1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus